Dalil Naqli: Penjelasan dan Contohnya

Dalil naqli adalah dalil yang didasarkan pada nash (ayat-ayat Al-Quran dan hadits) ataupun ijma’ (kesepakatan para ulama). Dalil naqli biasanya dipakai untuk menguatkan pendapat ataupun masalah agama yang berkaitan dengan kehidupan beragama. Kata ‘naqli’ berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘tersurat’. Sehingga dalil naqli adalah dalil yang diturunkan dari Tuhan Allah SWT yang tertuang dalam Al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Oleh karena itu, dalil naqli dikategorikan sebagai dalil yang kuat dan paling dipercaya.

Dalil naqli bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu dalil naqli al-Quran dan dalil naqli hadits. Dalil naqli al-Quran adalah dalil yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran. Sedangkan dalil naqli hadits adalah dalil yang diambil dari hadits-hadits Nabi. Dua jenis dalil naqli ini tidak saling bertentangan satu sama lain, melainkan saling melengkapi. Karena keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.

Karena berasal dari sumber yang sama, maka dalil naqli al-Quran dan dalil naqli hadits sama-sama memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Sehingga dalam mengambil hukum ataupun menetapkan pendapat, para ulama harus menggunakan keduanya. Namun, jika kedua dalil tersebut saling bertentangan, maka yang digunakan adalah dalil naqli al-Quran. Hal ini karena dalil naqli al-Quran lebih kuat dan lebih utama dibandingkan dengan dalil naqli hadits.

Contoh Dalil Naqli

Berikut ini adalah beberapa contoh dalil naqli al-Quran dan dalil naqli hadits yang bisa dipakai untuk mendukung pendapat ataupun hukum agama:

Pertama, dalil naqli al-Quran. Dalam surah Al-Baqarah ayat 183 Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” Ayat ini berfungsi sebagai dalil naqli bahwa berpuasa adalah termasuk kewajiban umat Islam.

Kedua, dalil naqli hadits. Telah diriwayatkan dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat fardhu berarti ia telah meninggalkan (agama) Islam.” Hadits ini berfungsi sebagai dalil naqli bahwa shalat merupakan ibadah yang wajib bagi umat Islam.

Manfaat Dalil Naqli

Adapun manfaat yang terdapat dalam dalil naqli adalah sebagai berikut. Pertama, dalil naqli membantu untuk menjelaskan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan kehidupan beragama. Selain itu, dalil naqli juga bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Kedua, dalil naqli juga bisa membantu untuk menyempurnakan akhlak dan menegakkan syariat Islam di masyarakat.

Ketiga, dalil naqli juga bisa membantu untuk meningkatkan iman dan taqwa terhadap Allah SWT. Hal ini karena dengan menggunakan dalil naqli, akan membuat seseorang lebih menghargai dan menghayati nilai-nilai agama yang sudah ditentukan. Keempat, dalil naqli juga bisa membantu untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam. Dengan menggunakan dalil-dalil naqli, para ulama dan masyarakat dapat lebih mudah menemukan titik temu dalam masalah yang dihadapi.

Kesimpulan

Dalil naqli adalah dalil yang didasarkan pada nash (ayat-ayat Al-Quran dan hadits) ataupun ijma’ (kesepakatan para ulama). Kedua jenis dalil naqli ini memiliki kedudukan yang sama pentingnya, sehingga dalam mengambil hukum ataupun menetapkan pendapat harus menggunakan keduanya. Dalil naqli memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat, meningkatkan iman dan taqwa serta menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam.