Pengertian Passive Voice dan Contohnya Dalam Bahasa Indonesia

Passive voice adalah konstruksi kalimat yang menekankan pada objek daripada subjek dari kalimat tersebut. Dalam kalimat pasif, subjek dari kalimat terletak di belakang predikat. Ini berarti bahwa subjek menerima tindakan dari predikat, dan bukan mengambil tindakan. Di bawah ini adalah contoh sederhana dari kalimat pasif:

Kalimat Aktif: Ani membaca buku itu.
Kalimat Pasif: Buku itu dibaca oleh Ani.

Meskipun kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama, struktur kalimatnya berbeda. Dalam kalimat pasif, subjek berada di belakang predikat dan menerima tindakan daripadanya. Ini berbeda dari kalimat aktif, di mana subjek berada di depan predikat dan mengambil tindakan.

Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia cukup sering, terutama dalam teks formal. Ini karena kalimat pasif umumnya lebih berdiri sendiri, tidak membutuhkan informasi tambahan untuk membuatnya jelas. Di bawah ini adalah beberapa contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:

Kalimat Pasif: Tugas itu dikerjakan oleh anak-anak.
Kalimat Pasif: Proyek itu telah diselesaikan oleh tim.
Kalimat Pasif: Pertanyaan itu telah dijawab oleh guru.

Struktur Kalimat Pasif Dalam Bahasa Indonesia

Struktur kalimat pasif dalam bahasa Indonesia sama dengan struktur kalimat pasif dalam bahasa Inggris. Kalimat pasif dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga bagian: subjek, predikat, dan objek. Predikat dalam kalimat pasif umumnya berupa verb to be (adalah) atau verb to have (memiliki). Di bawah ini adalah struktur kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:

Subjek + Verb to Be (adalah) + Objek + Verb (Predikat)

Contohnya: Kucing itu adalah dimainkan oleh anak-anak.

Penggunaan Kalimat Pasif Dalam Bahasa Indonesia

Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia bervariasi. Kalimat pasif umumnya digunakan dalam situasi di mana subjek berada di belakang predikat. Ini sering terjadi dalam teks formal, seperti laporan, surat, dan naskah. Kalimat pasif juga sering digunakan untuk menekankan objek daripada subjek. Contohnya, dalam kalimat berikut:

Kalimat Aktif: Ani telah mengirim email.
Kalimat Pasif: Email telah dikirim oleh Ani.

Kalimat aktif menekankan pada subjek (Ani), sedangkan kalimat pasif menekankan pada objek (email). Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia umumnya tidak sepopuler penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Inggris, tetapi masih sering digunakan dalam situasi tertentu.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kalimat Pasif

Meskipun kalimat pasif umumnya lebih berdiri sendiri dan lebih sopan dibandingkan kalimat aktif, ada beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan saat menggunakan kalimat pasif. Pertama, kalimat pasif umumnya lebih lama dan lebih berbelit-belit. Ini karena kalimat pasif membutuhkan lebih banyak kata untuk menyampaikan maksudnya. Kedua, kalimat pasif sulit untuk dipahami oleh pembaca dan bisa menyebabkan kebingungan. Terakhir, kalimat pasif juga bisa menyebabkan teks menjadi membosankan dan membuat pembaca bosan.

Meskipun ada beberapa kerugiannya, kalimat pasif masih banyak digunakan dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kalimat pasif dapat menambahkan daya tarik kepada teks dan membuatnya lebih formal. Misalnya, dalam kalimat berikut:

Kalimat Aktif: Kami telah menyelesaikan proyek.
Kalimat Pasif: Proyek telah diselesaikan oleh kami.

Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama, tetapi kalimat pasif lebih formal dan lebih sopan. Dengan demikian, penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia masih banyak digunakan dalam situasi tertentu.

Kesimpulan

Passive voice adalah konstruksi kalimat yang menekankan pada objek daripada subjek dari kalimat tersebut. Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia cukup sering, terutama dalam teks formal. Struktur kalimat pasif dalam bahasa Indonesia sama dengan struktur kalimat pasif dalam bahasa Inggris. Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia bervariasi dan bisa menambahkan daya tarik kepada teks dan membuatnya lebih formal. Walaupun ada beberapa kerugiannya, kalimat pasif masih banyak digunakan dalam bahasa Indonesia.