Sejarah Tugu Jogja

Tugu Jogja adalah sebuah tugu yang berada di pusat kota Yogyakarta. Tugu ini merupakan lambang Kraton Yogyakarta dan sebuah simbol dari kesetiaan Raja Sultan Hamengkubuwono I kepada Kompeni Belanda. Sejak saat itu, Tugu Jogja telah menjadi salah satu tempat yang paling terkenal di Yogyakarta dan selalu menjadi tempat favorit bagi para pelancong untuk berkunjung.

Tugu Jogja dibangun pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengku Buwono I. Sultan muncul dari Kraton Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1755 untuk menandai pemindahan ibu kota dari Kartasura ke Yogyakarta. Pada saat itu, tugu tersebut berbentuk seperti sebuah prasasti yang berisi nama-nama para raja yang telah memerintah Yogyakarta. Namun, pada tahun 1873 Tugu Jogja direnovasi oleh Van Erp dan menjadi bentuk yang lebih besar dan terkenal sampai saat ini.

Tugu Jogja berbentuk sebuah tiang batu yang mencapai ketinggian 20 meter. Tiang tersebut dilengkapi dengan tiga lonceng yang berbeda. Lonceng pertama adalah lonceng dari Sultan Hamengkubuwono I, lonceng kedua adalah lonceng dari Sultan Hamengkubuwono II, dan lonceng ketiga adalah lonceng dari Raja Paku Alam VIII. Di puncak tiang tersebut berbentuk sebuah tanda berbentuk hati yang dikenal sebagai Cakra Yudha.

Pada puncak tiang tersebut terdapat sebuah patung Raja Paku Alam VIII yang memegang pedang dan sebuah topi. Patung tersebut mengisyaratkan kepada masyarakat bahwa Raja Paku Alam VIII selalu siap melindungi Kraton Yogyakarta dari berbagai ancaman yang ada. Patung ini juga dikenal sebagai Patung Ksatria.

Selain itu, tiang tersebut juga dilengkapi dengan sebuah kursi kayu yang dikenal sebagai Kursi Pemangku. Kursi ini adalah tempat duduk Raja Paku Alam VIII saat ia mengikuti upacara-upacara di Kraton Yogyakarta. Di sekitar tiang tersebut juga terdapat bangunan berbentuk segitiga yang berisi patung seorang wanita dengan topi dan memegang keris. Patung ini dikenal sebagai Ratu Paku Alam.

Sepanjang sejarahnya, Tugu Jogja telah mengalami banyak peristiwa penting yang telah membuatnya menjadi bagian dari kebudayaan dan sejarah Yogyakarta. Pada tahun 1945, tugu ini menjadi saksi dari proklamasi kemerdekaan Indonesia yang disampaikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Pada tahun 1999, tugu ini juga menjadi saksi dari penandatanganan perjanjian Yogyakarta antara tentara Indonesia dan tentara Belanda.

Selain itu, tugu ini juga telah menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting di Yogyakarta, termasuk penandatanganan Perjanjian Dalam Negeri Yogyakarta (PDNY) pada tahun 1946. PDNY adalah perjanjian yang membuat Yogyakarta menjadi provinsi istimewa dengan status yang berbeda dari provinsi lain di Indonesia.

Kesimpulan

Tugu Jogja telah menjadi salah satu tempat paling terkenal di Yogyakarta sejak saat itu. Tugu ini menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting selama bertahun-tahun, dan merupakan lambang kesetiaan Raja Sultan Hamengku Buwono I kepada Kompeni Belanda. Tugu Jogja juga menjadi tempat favorit bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogyakarta.