Bapak Pendidikan Nasional: Prof. Dr. H. Mohammad Natsir

Sebagai salah satu tokoh pendidikan yang terkenal di Indonesia, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir telah meninggalkan jejak yang mendalam di dunia pendidikan. Ia dilahirkan di Desa Pematang Kebayakan, Kecamatan Pasar Kebayakan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, pada tanggal 19 April 1908. Ia juga dikenal sebagai pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajahan Belanda.

Kiprahnya di dunia pendidikan dimulai dengan mengambil sejumlah pendidikan formal di berbagai institusi di Indonesia dan Belanda. Tahun 1935, ia lulus dari Stichting Koloniale Opleidingen Bijzondere Onderwijs (SKOBO) di Jakarta. Tahun 1937, ia melanjutkan studinya di Nederlandse Economische Hogeschool te Amsterdam, Belanda dan lulus dengan gelar Ehrendoktor (Doctor Honoris Causa).

Kiprah Prof. Dr. H. Mohammad Natsir di dunia pendidikan tidak hanya terbatas di bidang akademik, tetapi juga dalam bidang pengorganisasian dan pembangunan pendidikan. Tahun 1936, ia menjadi anggota Komite Nasional Pendidikan (KNIP) yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Organisasi ini merupakan bentuk upaya dari Pemerintah Kolonial Belanda untuk mengelola dan membangun pendidikan di Indonesia. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi pendidikan lainnya, seperti Perhimpunan Guru-Guru Indonesia, Persatuan Guru Muslim Indonesia dan Yayasan Guru-Guru Indonesia.

Tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir menjadi salah satu pendiri Partai Politik Masjumi yang merupakan partai nasionalis muslim. Setelah Partai Masjumi didirikan, ia menjadi Sekretaris Jenderal Partai tersebut sejak tahun 1945 hingga 1949. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi politik dan sosial, seperti Kongres Pemuda II yang digelar di Jakarta pada tahun 1952.

Kemudian pada tahun 1955, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Presiden pertama Indonesia, Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Selama masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ia melakukan berbagai reformasi pendidikan di Indonesia. Salah satu reformasi penting yang dilakukan oleh Prof. Dr. H. Mohammad Natsir adalah mendirikan Komite Nasional Pendidikan (KNIP). KNIP ini merupakan organisasi yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Selain itu, ia juga mencetuskan berbagai pemikiran pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemikirannya ini disebut sebagai “Pancasila Pendidikan” yang berisi lima prinsip pendidikan, yaitu kemandirian, kejujuran, kesetiakawanan, kesolidaritas, dan keadilan.

Selain itu, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir juga menjadi salah satu pendiri Universitas Indonesia (UI). Ia bersama dengan Prof. Dr. Soetomo, Prof. Dr. Notonegoro, dan Prof. Dr. Sartono membuat peraturan tentang pembentukan UI. Tahun 1950, ia menjabat sebagai Rektor UI dan berhasil membangun UI menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ia juga menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi di Indonesia.

Selain itu, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir juga aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO), Dewan Pendidikan Tinggi Internasional (IHE), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Konferensi Pendidikan Tinggi Internasional di Ginebra, Swiss pada tahun 1949.

Kesimpulan

Dari semua kiprahnya dalam dunia pendidikan, Prof. Dr. H. Mohammad Natsir layak disebut sebagai “Bapak Pendidikan Nasional”. Ia telah banyak berjasa dalam membangun pendidikan Indonesia dan telah meninggalkan jejak yang mendalam di dunia pendidikan Indonesia. Ia telah menjadi inspirasi bagi generasi pendidik berikutnya untuk terus memajukan pendidikan di Indonesia.